Mengintip Kehidupan di Pulau Cocos di Tengah Samudra Hindia
Sementara di pulau utama sebelah selatan, ada sekitar 500 warga yang tinggal, dan kebanyakan memiliki keturunan Melayu.
Warga keturunan Melayu ini berasal dari mereka yang pernah dikirim ke Pulau Cocos di tahun 1826 sebagai budak.
Sementara para ekspatriat biasanya berada di pulau ini bekerja sebagai guru, di kantor polisi, atau bekerja di industri pariwisata.
Warga yang tinggal di pulau ini merasakan kebahagiaan seutuhnya dengan melihat bagaiman anak-anak pergi ke sekolah hanya menggunakan sepatu, atau tidak perlu mengunci mobil, atau mengunci rumah saat pergi.
Salah satunya adalah Jill Jules Bush yang bekerja paruh waktu di sebuah klink kesehatan dan kafe. Ia pun membantu sebuah restoran, jika ada waktu luang.
"Kita telah berada disini selama 11 tahun," ujar Jill. "Senang sekali dengan orang-orang disini dan gaya hidupnya sangat menyenangkan." tambahnya.
Jill mengaku kalau ia berencana untuk tinggal selama mungkin di pulau ini, meskipun banyak tantangan yang dihadapi dengan tinggal di daerah terpencil ini.
Pulau Cocos berada di tengah-tengah Samudra Hindia, yang masih berada di bawah wilayah Australia. Pulau ini bisa dicapai sekitar 3.000 kilometer
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025