Mengintip Kehidupan di Pulau Cocos di Tengah Samudra Hindia

"Seperti di surga, udara yang segar dan bersih, dan orang-orangnya sangat menyenangkan, semua saling berbagi," jelas Jill.
Jill mengaku kalau ia tidak perlu mengunci rumahnya. Kalau ada sesuatu yang hilang, hanya tinggal membuat pesan di sebuah klab dan biasanya ada yang menemukan.
Jill yang kini juga menjabat sebagai marketing manajer di Asosiasi Pariwisata Pulau Kokos, yang tinggal bersama suami dan dua anak perempuannya.
Di pulau ini tidak ada bioskop atau pusat perbelanjaan, hanya ada klab, kafe, dan beberapa pulau kecil yang menawarkan hiburan.
Jumlah pelajar di pulau ini mencapai 90 orang, dengan sekolah utama yang ada di dua pulau. Anak-anak bisa mengenyam pendidikan dari tingkat anak-anak hingga hingga kelas 10.
Pulau Kokos pun telah memiliki jaringan internet dan telepon genggam tersendiri.
Pulau Cocos berada di tengah-tengah Samudra Hindia, yang masih berada di bawah wilayah Australia. Pulau ini bisa dicapai sekitar 3.000 kilometer
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia