Mengintip Produk Rakyat yang Disukai Megawati, SBY hingga Jokowi

Mengintip Produk Rakyat yang Disukai Megawati, SBY hingga Jokowi
Salah satu proses pembuatan karpet di PT Opus Mekar Indah di Cilame. Foto: dok/Bandung Ekspres

jpnn.com - GELIAT ekonomi kreatif di Kabupaten Bandung Barat (KBB) cukup menjanjikan. Dari sebuah sudut KBB bernama Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, di sana muncul produk rakyat yang sudah menjadi langganan Istana Negara. Wow.

Di Cilame, berdiri unit kegiatan PT Opus Mekar Indah (OMI). Tepatnya berlokasi di RT 02 RW 06. Biasanya aktivitas dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Sebanyak 20 orang karyawan langsung fokus menekuni rajutan karpet yang sudah dipesan dari berbagai masjid besar di berbagai kabupaten/kota, hotel hingga karpet untuk Istana Negara. Pengerjaan karpet ini membutuhkan waktu hingga 1 bulan.

Direktur Utama PT Opus Mekar Indah Uha Bahaudin menjamin, produksi karpet yang digelutinya memiliki kualitas terbaik. Tak hanya dikirim untuk hotel, kantor pemerintahan dan Istana Negara, tapi juga dikirim ke berbagai kabupaten/kota di Indonesia mulai dari Yogyakarta, Jambi, Solok Sumatera Barat, Aceh, Semarang, Pati, Cilacap, Lombok, Ternate, Tidore hingga Sorong Papua. 

"Di tempat produksi ini kami sudah mulai dari Agustus lalu. Tapi menggeluti usaha ini sudah bertahun-tahun. Sebetulnya karpet ini merupakan produksi asli Bandung karena mendapatkan bahan bakunya juga di sini,” kata Uha, seperti dikutip dari Bandung Ekspres,Kamis (14/1).

Dia menyebutkan, proses pembuatan yang dilakukannya dengan cara handmade tufting (manual tangan dengan bantuan alat rajut tufting). Sementara, jika dilihat secara umum proses membuat karpet itu ada beberapa cara. Pertama, dengan cara handmade (manual tangan), handmade tufting (manual tangan dengan bantuan alat rajut tufting), custom (merujuk pada ukuran dan pesanan dengan model bebas yang dikerjakan dengan tangan dan alat perajut tufting) dan menggunakan khusus mesin. 

"Nah kami menggunakan cara handmade tufting," paparnya seraya menyebutkan bahan yang dipakai merupakan bahan wol atau kanvas serta bahan afrilik (bulu domba).

Kelebihan karpet yang dimilikinya yakni memiliki bahan yang halus dan tebal. Bahkan, karpet yang diproduksinya ini sudah melalui tahap ujicoba oleh Balai Besar Tekstil yang merupakan lembaga pemerintah dalam menguji kualitas bahan karpet. "Jadi memang kualitas kami ini bukan diukur sendiri, tapi sudah melalui tahapan ujicoba oleh lembaga pemerintah," paparnya.

Disinggung soal harga karpet yang diproduksinya, ia mengaku harga yang dijual sebanding dengan kualitasnya. Karpet ini dijual mulai dari Rp 500 ribu per meter. Sementara, untuk pemesanan Istana Negara itu hingga 318 meter yang bisa mencapai ratusan juta. 

GELIAT ekonomi kreatif di Kabupaten Bandung Barat (KBB) cukup menjanjikan. Dari sebuah sudut KBB bernama Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, di sana

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News