Mengintip Tradisi Imlek Keluarga Tionghoa di Kota Bandung, Bagi-bagi Angpau hingga Sajian Wajib

Mengintip Tradisi Imlek Keluarga Tionghoa di Kota Bandung, Bagi-bagi Angpau hingga Sajian Wajib
Ci Fei saat sedang menerangkan kepada peserta walking tour mengenai tradisi Imlek di keluarganya. Foto: Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com

Pagi harinya, setelah sembahyang di wihara atau kelenteng, dilanjut dengan sarapan Misoa yang menjadi simbol panjang umur dan keberuntungan.

Hidangan Misoa, kata Ci Fei, adalah makanan wajib yang harus ada saat perayaan Imlek.

Selain Misoa, ada juga Tim Ikan Bandeng.

"Cara memakan Tim Ikan Bandeng juga unik, yakni ikannya tidak boleh dibalik, jadi kalau daging di salah satu sisinya sudah habis, bagian kepalanya ditarik, nanti durinya ikut terangkat," terangnya.

"Artinya itu supaya rezekinya tidak terputus," sambung dia.

Setelah makan Misoa, anggota keluarga kemudian saling berbagi angpau.

Angpau ini tidak boleh sembarangan memberinya, harus diberikan kepada anggota keluarga yang belum menikah oleh yang sudah menikah.

"Biasanya angpau itu dibagikan ke anak yang belum menikah, terus yang udah menikah kasih ke anak kecil dan orang tua mereka. Perlambang hormat ke orang tua," jelasnya.

Begini tradisi Imlek atau Tahun Baru Cina yang dijalankan salah satu keluarga Tionghoa di Kota Bandung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News