Menguak Konspirasi di Istana
Jumat, 20 November 2009 – 19:33 WIB
***
Di tepi jurang, Ophelia termenung memikirkan beragam kerumitan. Mengapa Hamlet yang ia cintai, tega membunuh ayahnya, Polonius?
Saat itu, Gertrude lamat-lamat kian merapat. Mengendap-endap ia hampiri Ophelia dari belakang. Kala benar-benar sudah merapat, ia genggam kuat-kuat bahu Ophelia, dan astaga, dengan sekuat tenaganya tubuh perempuan itu ia tolakkan, hingga terjun ke dalam jurang.
Kisah yang penuh konpirasi ini sekaligus mirip opera sabun. Jika Polonius adalah kaki tangan Claudius, yang mati di ujung pisau Hamlet, sebaliknya putrinya, Ophelia yang mencintai Hamlet, sekaligus pemuas nafsu bagi Claudius. Ini tentu saja membuat Gertrude cemburu.
Terbukti ketika Ophelia hamil, Claudius tidak suka jika tahtanya goyah karena gosip. Ia berencana melenyapkan Ophelia, seperti halnya Gertrude yang dibakar api cemburu.