Menguak Konspirasi di Istana
Jumat, 20 November 2009 – 19:33 WIB
Arwah adalah sesuatu yang genuine. Mungkin, mirip hati nurani. Para pendosa tahu dialah yang bersalah. Tapi di depan publik, ia mengaku paling suci, paling bersih.
Memang, tidak ada lagi Oedipus yang mengusut pembunuhan Raja Thebes. Sehingga ketika step by step ia tahu bahwa dialah pembunuh Raja Thebes, dan kemudian menikahi ibunya sendiri, ia hukum dirinya. Ia tusuk kedua bola matanya dengan peniti.
Lakon yang ditulis oleh Sophocles ribuan tahun dari (era) Yunani kuno ini, pernah dimainkan Rendra di Jakarta pada tahun 1987 silam. Saya ingat, suara Oedipus yang parau dilakonkan oleh Rendra mengerang pahit. Ia tinggalkan istana dengan bola mata berdarah. Ia tahu ia seorang pendosa. (*)
SAYA tiba-tiba terkenang Hamlet. Lakon sandiwara yang ditulis oleh William Shakespeare di sekitar tahun 1599-1601 itu adalah sebuah kisah tragedi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi