Mengubah Pemikiran Gajah di Pelupuk Mata
Senin, 09 Januari 2012 – 03:51 WIB
Sedangkan pabrik pupuk Sriwijaya harus tutup kalau tidak mendapat gas. Memang, PLN tetap memerlukan gas, tetapi sebenarnya tidak harus sebanyak kapasitas pembangkitnya. Gas untuk PLN harus hanya untuk lima atau tujuh jam sehari. Yakni untuk jam-jam 16.00 sampai jam 22.00.
Baca Juga:
Memang, harus ada pemikiran yang radikal. PLN perlu membuat tangki CNG (compressed natural gas). Agar gas yang mengalir 24 jam itu jangan dipakai 24 jam, tetapi ditampung dulu dalam satu tangki. Gas itu harus dimampatkan agar tangkinya tidak terlalu besar. Baru pada jam yang diperlukan, gas tersebut dipakai.
Katakanlah di satu pulau atau di satu daerah atau di satu sistem, kebutuhan tetap (dasar) listrik sepanjang hari sebesar 1.000 MW. Baru pada jam-jam tertentu kebutuhan itu meningkat menjadi 1.200 MW. Sebaiknya, yang 1.000 MW diisi dengan pembangkit bertenaga batubara. Ditambah dengan geotermal dan air.
Ini sesuai dengan sifat batubara, geotermal, dan air yang produksinya konstan. Baru pada jam-jam tertentu itu digunakan gas. Dengan demikian, dalam keadaan negara yang lagi kekurangan gas seperti sekarang, manajemen gas secara nasional bisa dilakukan dengan tepat.
IDE Ide segar bisa datang dari mana saja. Salah satunya disampaikan oleh Direktur Utama PT Pupuk Sriwijaya Holding Arifin Tasrif. Saya sangat tertarik
BERITA TERKAIT