Menguji Kemauan Tidak Berkarat
Oleh Dahlan Iskan
Laporan kelompok itu umumnya dimulai dari olahraga. Ada yang jalan di pantai. Atau main voli.
Lokasi ini memang di bibir pantai selatan Tasikmalaya. Debur ombak sangat besar. Sepanjang hari. Sepanjang malam.
Setelah laporan tehnik umumnya ditutup dengan ini: angon. Memandikan atau memberi makan kambing itulah prodi angoneering di Ciheras.
Malam itu ada empat mahasiswa yang baru tiba. Harus maju ke tengah lingkaran: memperkenalkan diri. Dan siap di-bully. Ada yang dari Gorontalo, Malang, Balikpapan dan Jakarta.
Mereka adalah calon ikan-ikan besar. Orang baru bisa besar kalau ada kemauan. Mereka sudah menunjukkan kemauan itu. Datang dan tinggal di Ciheras. Tanpa ada yang meminta –apalagi memaksa.
Kemauan itu yang harus diuji: berapa karatkah kemauan itu. Ciheras adalah lembaga penguji kemauan. Saya melihat kemauan mereka –untuk meminjam istilah dalam menilai emas– setidaknya sudah 22 karat.
Banyak orang mengatakan punya kemauan. Tapi banyak juga yang kemauannya hanya 18 karat. Bahkan tidak berkarat sama sekali.(***)
Saya tidak mungkin membatalkan jadwal mendadak saya. Ke Ciheras itu. Biar pun hanya bertemu para kambing, misalnya.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi