Mengukur Kerumitan Pangkalan Susu

Mengukur Kerumitan Pangkalan Susu
Mengukur Kerumitan Pangkalan Susu

jpnn.com - SUDAH pukul 20.30, perjalanan darat dari Medan ke Pangkalan Susu baru dapat setengahnya. Manufacturing Hope ke-103 ini belum ditulis. Redaktur media sudah menunggu. Jam segitu tulisan ini biasanya sudah terkirim.

Tadi malam saya harus ke Pangkalan Susu, tiga jam perjalanan darat dari Medan. Di Pangkalan Susu ini sedang dibangun proyek pembangkit listrik paling besar di Sumatera: PLTU 2x200 MW. Saya harus bermalam di proyek ini. Mengapa?

Seharusnya proyek ini sudah jadi. Dan Sumatera Utara tidak kekurangan listrik. Tapi nyatanya tidak demikian. Bangunan dan mesin-mesinnya sendiri sudah selesai dipasang tapi belum bisa dites. Perlu listrik 6 MW untuk tes satu per satu peralatan yang sudah dipasang itu. Sumber listrik yang ada tidak sampai segitu. Hanya bisa untuk tes bagian-bagian mesin yang kecil.

Maka sebelum tiba di proyek, saya harus menulis naskah ini di dalam mobil. Sambil terguncang-guncang. Kadang kepala agak pusing. Saya harap begitu tiba di lokasi proyek tulisan ini sudah jadi. Begitu tiba di proyek bisa langsung rapat sampai tengah malam.

Nasib kelistrikan Sumut memang tidak sebaik daerah lain. Proyek Asahan 3 (PLTA) dulu terhambat izin Pemprov. Proyek PLTP di Sarulla sempat terhambat perjanjian dengan Jepang. Dan PLTU besar di Pangkalan Susu ini terhambat macam-macam. Termasuk sulitnya mendapat persetujuan untuk mendirikan transmisi.

Padahal sebuah pembangkit listrik membutuhkan transmisi. Kalau tidak, listrik yang dihasilkan tidak bisa dikirim ke kota Medan.

Tanpa transmisi itu PLTU Pangkalan Susu tidak dapat listrik untuk tes dan menjalankannya. Sampai tadi malam masih 17 tiang menuju Medan yang belum bisa didirikan. Belum dapat izin pemilik tanah. Akibatnya PLTU ini tidak bisa segera dites. Padahal tanpa tes alat-alatnya yang sudah dipasang, PLTU itu tidak akan mungkin bisa dicoba untuk dijalankan.

Tadi malam saya ke Pangkalan Susu untu merapatkan semua hambatan itu. Sebuah koran di Medan menulis besar-besar: Dahlan Iskan Ingkar Janji. Saya harus menerima kritik itu dengan hati yang lapang. Saya harus penuhi komitmen untuk membereskan listrik Sumut, meskipun saya ini Menteri BUMN. Saya memang sudah menduga persoalan listrik di Medan amat sulit tapi tidak menyangka kalau serumit ini.

SUDAH pukul 20.30, perjalanan darat dari Medan ke Pangkalan Susu baru dapat setengahnya. Manufacturing Hope ke-103 ini belum ditulis. Redaktur media

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News