Mengunjungi Abashiri Prison Museum, Penjara Paling Ketat di Era Meiji
Shiratori Berhasil Kabur berkat Miso Soup
jpnn.com - Penjara Abashiri di bagian utara Pulau Hokkaido, Jepang, kini menjadi museum yang banyak dikunjungi wisatawan.Bagaimana kondisinya? Berikut laporan wartawan Jawa Pos TOMY C. GUTOMO yang mengunjungi museum tersebut.
= = = = = = = = = = = =
KAISAR Meiji atau Matsuhito berhasil mengantarkan Jepang menjadi negara yang disegani. Restorasi Meiji membuat Jepang bangkit dari ketertinggalan.
Salah satu peninggalan pemerintahan era Meiji di Hokkaido adalah bangunan penjara yang besar dan megah di Abashiri. Karena sistem keamanannya yang sangat ketat, hampir tidak ada tahanan yang bisa lolos dari penjara tersebut. Kalaupun bisa melarikan diri, mereka akan mati kedinginan atau dimakan binatang buas. Sebab, penjara tersebut dikelilingi hutan dan berada di dataran tinggi.
Penjara Abashiri dibangun pada 1890 dengan nama Abashiri City Hall. Awalnya bangunan itu dibuat untuk mencegah Hokkaido diambil oleh Rusia. Para tahanan dikirim untuk membuat jalan sepanjang lebih dari 200 km sebagai bukti pengembangan Jepang di Hokkaido. Pembangunan jalan itu memakan korban jiwa 100 orang lebih, baik dari tahanan maupun sipir. Penyebabnya adalah kedinginan.
Nama City Hall diganti menjadi Abashiri Prison pada 1903 dan difungsikan hingga 1983. Bangunan penjara yang serbakayu itu kemudian dipindahkan ke lokasi museum sekarang. “Di lokasi asli yang berjarak beberapa kilometer dari museum sudah dibangun penjara baru yang modern dan manusiawi," ujar Takada Koji, petugas Abashiri Prison Museum.
Waktu yang paling tepat untuk mengunjungi museum penjara Abashiri adalah saat musim salju. Dengan suhu mencapai minus delapan derajat Celsius, kita bisa merasakan betapa menderitanya penghuni penjara itu di masa lalu. Tak heran ratusan tahanan mati karena kedinginan dan kurang gizi. Setiap tahun tidak kurang dari 350 ribu wisatawan mengunjungi tempat wisata itu.
Sebelum masuk ke kompleks penjara Abashiri, pengunjung harus melewati jembatan kayu yang membelah sungai Abashiri. Jembatan sepanjang 50 meter itu dulu merupakan satu-satunya akses untuk masuk atau keluar dari penjara. Tiket masuk musem dibanderol 1.050 yen atau Rp 126 ribu (1 yen = Rp 120).
Penjara Abashiri di bagian utara Pulau Hokkaido, Jepang, kini menjadi museum yang banyak dikunjungi wisatawan.Bagaimana kondisinya? Berikut laporan
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara