Mengunjungi Abashiri Prison Museum, Penjara Paling Ketat di Era Meiji
Shiratori Berhasil Kabur berkat Miso Soup
Bagian lain yang menarik dari penjara Abashiri adalah tempat mandi (bathhouse) para tahanan. Di salah satu bangunan terdapat kolam mandi yang bisa diisi hingga 30 tahanan. Karena tahanan di penjara Abashiri mencapai seribu orang, dibuat sistem bergilir yang sangat ketat. Setiap tahanan hanya diberi waktu mandi 15 menit. "Jatah mandinya juga hanya dua atau tiga kali sebulan," ujar Toshihiro Kamba, pemandu dari Japan Guide Association.
Tahanan yang hampir habis masa hukumannya dan berkelakuan baik, diberi kesempatan bekerja di kebun atau di lingkungan penjara. Mereka tidak harus seharian berada di sel. Namun, yang melanggar aturan ditempatkan di sel khusus di luar gedung. Bisa dibayangkan di musim salju mereka akan kedinginan di sel hukuman tersebut.
Tidak lengkap rasanya ke penjara Abashiri tanpa mencicipi makanan para tahanan. Pengunjung bisa menikmati makan siang di gedung pertanian Futamigaoka. Ada dua menu yang disediakan, masing-masing seharga 800 yen dan 700 yen. Lauknya berupa ikan, miso soup, dan sayuran. Kalau yang 800 yen, ada tambahan mi.
Di museum tersebut juga ditampilkan miniatur penjara Abashiri baru alias yang sekarang masih digunakan. Kondisi selnya jauh lebih manusiawi. Di dalamnya terdapat kasur, televisi, penghangat ruangan, wastafel, kamar mandi dalam, rak buku, selimut, dan baju tidur. Alasnya berupa tatami, tikar tradisional Jepang yang dibuat dari jerami yang ditenun. "Ini kondisi penjara Abashiri saat ini. Sudah sangat modern dan nyaman bagi para tahanan," kata Toshi, sapaan Toshihiro Kamba, sambil menunjukkan contoh ruang tahanan.
Selain museum penjara, di Abashiri terdapat museum lain yang tak kalah menarik. Yakni, Okhotsk Ryu Hyo Museum atau Drift Ice Museum. Ini adalah museum es yang cukup terkenal di Abashiri. Setiap tahun museum ini dikunjungi 120 ribu wisatawan. Sebenarnya paling enak mengunjungi museum tersebut saat summer. Sebab, saat musim salju, rasanya akan sama saja, di luar atau di dalam.
Dengan membayar 520 yen atau Rp 62.400, pengunjung bisa menikmati koleksi ikan dan hewan yang muncul di musim salju. Di museum tersebut ada satu ruangan es yang suhunya minus 18 derajat Celsius. Setiap pengunjung yang masuk ruang itu dibekali sapu tangan basah. Saat di dalamnya sapu tangan itu harus dikibas-kibaskan di udara. Hasilnya, sapu tangan itu kaku alias beku.
Dari puncak gedung museum, kita bisa menyaksikan danau Abashiri dan Sakura Park yang sangat indah. Ketika musim salju seperti sekarang, danau itu tertutup es. Begitu juga taman Sakura yang hanya terlihat putih.(*/c2/ca)
Penjara Abashiri di bagian utara Pulau Hokkaido, Jepang, kini menjadi museum yang banyak dikunjungi wisatawan.Bagaimana kondisinya? Berikut laporan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara