Mengunjungi Bunker Antinuklir Sisa Perang Dingin di Berlin

Mandi Telanjang Dilihat Pengungsi Lain

Mengunjungi Bunker Antinuklir Sisa Perang Dingin di Berlin
Pintu masuk bunker nuklir di Jalan Burnenstrasse, Berlin. Kondisinya seperti tak terawat untuk menyamarkan dari serangan mush. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
 

Ukuran ruang sterilisasi mencapai separo lapangan voli. Ruangan itu memiliki dua pintu besi yang berkatup karet plus bergagang ulir. Satu pintu merupakan pintu masuk menuju ruangan lainnya di dalam bungker, pintu lainnya adalah pintu dari luar bungker. Pintu dibikin dari besi berat untuk menjaga agar udara dari luar yang dipercaya membawa radiasi tidak ikut masuk ke dalam bungker.

 

Di pojok ruangan ditempatkan shower tempat warga membersihkan tubuh dari bakteri yang bisa membahayakan sesama pengungsi. Shower tersebut dibikin tanpa sekat. Alhasil, siapa pun yang mandi telanjang bakal terlihat pengungsi lainnya.

"Itu untuk efisiensi. Lagi pula, apakah Anda masih memikirkan rasa malu saat keadaan darurat?" kata lelaki kelahiran Jerman tapi besar di Amerika Serikat (AS) tersebut.

 

Selain untuk mandi, ruangan itu digunakan untuk membersihkan warga dari radiasi nuklir. Semua pakaian dan barang yang menempel di tubuh harus dibuang dan diganti pakaian khusus. Dari ruang sterilisasi, warga bisa menuju kamar dapur atau kamar tidur melalui sejumlah lorong.

Jika perang nuklir benar-benar terjadi, Berlin bisa jadi adalah kota yang paling siap menghadapinya. Ibu kota negara Jerman itu sudah memiliki bungker-bungker

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News