Mengunjungi Bunker Antinuklir Sisa Perang Dingin di Berlin
Mandi Telanjang Dilihat Pengungsi Lain
Kamis, 26 Juli 2012 – 00:26 WIB
"Dalam simulasi pemerintah Jerman Barat, akan ada warga yang memasak, ada yang memutar generator, ada yang tidur. Masing-masing diberi giliran dan tidak boleh saling melanggar. Semua harus disiplin karena ini menyangkut nyawa ribuan orang," tegasnya.
Sebagian besar bungker dan shelter di Berlin dibangun pada 1977. Saat itu, Jerman terpecah menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur karena Perang Dunia II. Kedua wilayah dibatasi tembok besar yang memisahkan dua kota itu. Jerman Timur yang dikuasai komunisme Uni Soviet melarang warganya hijrah ke Jerman Barat yang dikuasai negara-negara Barat pimpinan AS.
Dalam masa perang dingin itu, kedua kubu saling curiga bahwa satu kubu hendak menghancurkan kubu lain. AS meyakini bahwa Uni Soviet memiliki bom nuklir yang disimpan di Rusia. Jika tiba-tiba AS menembakkan roket ke Moskow, bom nuklir bakal meluluhlantakkan Berlin. Berlin menjadi tempat yang strategis karena hampir semua tentara kedua kubu bersiaga di tempat tersebut.
Dalam gambaran pemerintah Jerman Barat, Berlin bakal menjadi sasaran ledakan 1 juta ton bom nuklir. Karena itu, mereka membangun ratusan selter dan lebih dari 70 bungker untuk menampung sebanyak-banyaknya warga Berlin.
Jika perang nuklir benar-benar terjadi, Berlin bisa jadi adalah kota yang paling siap menghadapinya. Ibu kota negara Jerman itu sudah memiliki bungker-bungker
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara