Mengunjungi Hua Qiao Xin Cun, 'Kampung Indonesia' di Xiamen, Tiongkok

Disambut Lagu Cucak Rowo serta Madu dan Racun

Mengunjungi Hua Qiao Xin Cun, 'Kampung Indonesia' di Xiamen, Tiongkok
RINDU TERPENDAM: Warga kampung Hua Qiao bercengkarama di depan warung. Foto : Rukin Firda/Jawa Pos
Orang tua merekalah yang sejatinya Hua Qiao, warga negara Tiongkok yang merantau dan kemudian memutuskan kembali. Tentu saja dengan membawa keluarga, istri, dan anak-anak mereka.

 

Salah seorang di antaranya Mei Tung. Lelaki berusia 70 tahun tersebut mengaku lahir di Purbalingga, Jawa Tengah. Dia datang ke Tiongkok atas ajakan orang tuanya pada 1961. "Saat itu saya berusia 19 tahun," katanya.

 

Mei Tung menuturkan, orang tuanya memutuskan untuk kembali ke Tiongkok atas seruan pemerintah Tiongkok. Lewat surat kabar-surat kabar dan radio, orang tua Mei Tung mengetahui bahwa pemerintah Tiongkok meminta para Hua Qiao yang sedang merantau di negara mana pun untuk kembali dan mengabdi pada negeri."

 

Pada 1949, terjadi perubahan besar di Tiongkok. Yang sebelumnya adalah negeri berpaham nasionalis menjadi negeri komunis sosialis dengan nama Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Berdalih untuk memajukan negeri, pemerintah RRT mengajak pulang para Hua Qiao di perantauan. "Kami dijanjikan lahan untuk dikelola menjadi sawah atau kebun," tutur Mei Tung.

 

Para bekas perantau Tiongkok ke Indonesia di Kampung Hua Qiao Xin Cun, Xiamen, mengobati kekangenan mereka pada Indonesia lewat lagu, makanan, atau

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News