Mengunjungi Kampung Ahmadiyah di Cisalada, Bogor
Punya Stasiun Televisi, Kampus, hingga KTP Internasional
Selasa, 06 September 2011 – 08:08 WIB

TEKUN: Para calon mubaligh Ahmadiyah saat belajar di ruang bahasa dan komputer di kampus Jamiah Ahmadiyah Indonesia di Parung, Bogor, Jawa Barat. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
Bidang rohani diisi para mubalig dan bidang-bidang pendidikan. Sementara itu, bidang organisasi adalah struktur mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, hingga tingkat kampung-kampung. Bahkan, kendati hanya beranggota tiga jamaah, mereka bisa mengangkat kepala cabang.
"Seperti kata Rasulullah, bila ada tiga orang di antara kamu, maka harus mengangkat salah satunya sebagai pemimpin," ungkap principal atau Direktur Jamiah Ahmadiyah Indonesia Munirul Islam.
Kepala cabang di setiap kampung dipilih oleh majelis pembayar candah. Mereka dipilih setiap tiga tahun sekali dan boleh dipilih kembali untuk periode selanjutnya. Candah merupakan kontribusi yang dibayarkan jamaah. Besarnya adalah 1/16 dari penghasilan mereka. Candah dikumpulkan dan digunakan untuk kepentingan umat.
Munirul menuturkan, struktur yang rapi itu bertujuan untuk memudahkan pergerakan Ahmadiyah. Mereka yang mengurusi agama dan struktur harus dibedakan. Pemuka agama dan pemimpin jamaah adalah dua tugas yang berbeda.
Jumlah jamaah Ahmadiyah di Indonesia diklaim mencapai 500 ribu orang. Mereka tersebar di 330 cabang di seluruh wilayah Nusantara. Para penganut Ahmadiyah
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara