Mengunjungi Kampung Ahmadiyah di Cisalada, Bogor
Punya Stasiun Televisi, Kampus, hingga KTP Internasional
Selasa, 06 September 2011 – 08:08 WIB

TEKUN: Para calon mubaligh Ahmadiyah saat belajar di ruang bahasa dan komputer di kampus Jamiah Ahmadiyah Indonesia di Parung, Bogor, Jawa Barat. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
"Rasulullah pernah mengatakan, salah satu tanda-tanda kehancuran adalah ketika ulama (pemuka agama) berusaha jadi umara (pemerintah). Karena itu, di Ahmadiyah, itu dibedakan," tegas Munirul yang menjadi principal Jamaah Ahmadiyah Indonesia sejak 2009 tersebut.
Dia menyatakan, jamaah Ahmadiyah bukan sekadar jamaah. Mereka juga memiliki nizam atau struktur organisasi yang rapi. Tatanan tersebut tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga seluruh dunia. Di dunia, mereka dipimpin khalifah. Yakni, Khalifah Masroor Ahmad. Masroor merupakan khalifah kelima yang berkedudukan di markas Ahmadiyah sedunia di Fazl Mosque, London, Inggris.
Untuk meng-up date ajarannya, jamaah Ahmadiyah di seluruh dunia disatukan oleh siaran televisi MTA alias Muslim Television Ahmadiyah yang disiarkan dari Inggris. Siaran itu disampaikan dalam tiga bahasa. Yakni, Urdu, Inggris, dan Arab. Muatan lokal siaran juga muncul dalam bahasa Indonesia yang disiarkan pukul 05.00 setiap hari.
Siaran televisi tersebut sangat penting bagi jamaah Ahmadiyah. Melalui siaran itulah ajaran-ajaran atau update tafsir Alquran disampaikan. Bahkan, televisi tersebut selalu menyiarkan secara langsung setiap Jalsah Salanah alias pidato tahunan khalifah Ahmadiyah dari Inggris. "Rasulullah dulu berkata bahwa siarkanlah agama melalui berbagai penjuru hingga melalui udara. Ini merupakan bentuk berdakwah lewat udara," kata Munirul.
Jumlah jamaah Ahmadiyah di Indonesia diklaim mencapai 500 ribu orang. Mereka tersebar di 330 cabang di seluruh wilayah Nusantara. Para penganut Ahmadiyah
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara