Mengunjungi Kampung Ahmadiyah di Cisalada, Bogor
Punya Stasiun Televisi, Kampus, hingga KTP Internasional
Selasa, 06 September 2011 – 08:08 WIB
Yang terbaru, jamaah tersebut kini sedang mengembangkan kartu elektronik bernama Aims. Kartu itu seperti KTP elektronik. Setiap dipindai, data-data pemegang KTP langsung muncul. KTP tersebut berlaku secara internasional dan bisa dibawa ke mana saja. "Misalnya, saya ke Jerman atau ke Inggris, saya tunjukkan saja kartu itu, langsung muncul data-data saya," jelasnya.
Semua "infrastruktur" Ahmadiyah itu diciptakan agar mereka bisa secara detail mengetahui kondisi jamaah. Mulai potensi ekonomi, jumlah, dan persebaran jamaah. Dengan semua sistem itu, kesadaran berjamaah mereka semakin erat. "Kami juga bisa langsung mengetahui jumlah jamaah Ahmadiyah," katanya.
Jamaah Ahmadiyah Indonesia juga memiliki pusat pendidikan. Namanya Jamiah Ahmadiyah Indonesia. Kampusnya terletak di Parung, Bogor, Jawa Barat. Mereka menyiapkan calon-calon pendakwah Ahmadiyah untuk dididik dan disalurkan ke berbagai daerah yang membutuhkan. Kampus tersebut pernah diserbu masyarakat pada 15 Juli 2005.
Jawa Pos berkunjung ke kampus tersebut pada Minggu lalu (28/8). Kondisi kompleks itu sudah lebih baik daripada saat baru diserang. Beberapa bangunan tampak megah berdiri di atas lahan seluas sekitar 5 hektare. Bangunan utama adalah Masjid An Nashr yang berdiri di tengah-tengah lahan. Masjid dua lantai itu juga merangkap perkantoran. Lantai satu digunakan untuk administrasi, lantai dua untuk tempat beribadah jamaah.
Jumlah jamaah Ahmadiyah di Indonesia diklaim mencapai 500 ribu orang. Mereka tersebar di 330 cabang di seluruh wilayah Nusantara. Para penganut Ahmadiyah
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara