Mengunjungi Kampung Ahmadiyah di Cisalada, Bogor

Punya Stasiun Televisi, Kampus, hingga KTP Internasional

Mengunjungi Kampung Ahmadiyah di Cisalada, Bogor
TEKUN: Para calon mubaligh Ahmadiyah saat belajar di ruang bahasa dan komputer di kampus Jamiah Ahmadiyah Indonesia di Parung, Bogor, Jawa Barat. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
Di sisi timur kompleks, terletak laboratorium komputer dan bahasa, asrama mahasiswa, serta perpustakaan. Di pinggir sisi utara, dibangun deretan rumah dinas para mubalig. "Sebenarnya, di sini hendak kami bangun SMA, SMP, dan puskesmas. Tapi, mengingat kondisinya begini, kami belum berani," tuturnya.

Munirul menuturkan, para mubalig menjalani pendidikan selama lima tahun setara S-1. Kurikulumnya, antara lain, perbandingan agama, fikih kontemporer, fikih Ahmadiyah, dan bahasa. Khusus untuk bahasa, mereka mewajibkan tiga bahasa sebagai mata kuliah yang wajib dikuasai. Yakni, bahasa Urdu, Inggris, dan bahasa Arab.

 
Dapat Rumah Dinas

Mubalig jamaah Ahmadiyah sangat berperan dalam penyebaran Ahmadiyah di Indonesia. Karena itu, Jamaah Ahmadiyah Indonesia mendidik dengan serius para penyebar keyakinan mereka tersebut.

Mubalig Ahmadiyah direkrut dari anak-anak jamaah Ahmadiyah. Mereka diambil dari kantong-kantong kampung Ahmadiyah yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. "Prinsipnya kan dari Ahmadiyah untuk Ahmadiyah," tegas Direktur Jamiah Ahmadiyah Indonesia Munirul Islam.

Jumlah jamaah Ahmadiyah di Indonesia diklaim mencapai 500 ribu orang. Mereka tersebar di 330 cabang di seluruh wilayah Nusantara. Para penganut Ahmadiyah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News