Mengunjungi Komunitas Wong Jawa di Jantung Kota Bangkok, Thailand

Seabad Tinggal, Tetap Ingat Kalimat Jawa: Ora Ana Duit

Mengunjungi Komunitas Wong Jawa di Jantung Kota Bangkok, Thailand
Mengunjungi Komunitas Wong Jawa di Jantung Kota Bangkok, Thailand
Kebetulan Jawa Pos datang ketika Abdussamad yang masih mengenakan sarung baru saja menunaikan salat Asar berjamaah. Meski lahir dan dibesarkan di Thailand, dia mengaku mengetahui beberapa kosakata Jawa yang umum digunakan. ''Aku wong Jawa ning Thailand (Saya orang Jawa yang tinggal di Thailand, Red),'' katanya mencoba berbahasa Jawa dengan logat Thailand, lantas tertawa.

Dia tidak mengetahui persis bagaimana kakeknya yang bernama Muhammad Toyib bisa berada di Bangkok. Namun, berdasar cerita-cerita dari sesepuh yang pernah dia dengar, banyak penduduk Jawa merantau ke Thailand dan bekerja di perkebunan sejak awal abad ke-20, sekitar 1990-an.

Jumlah warga asal Jawa di Tahiland meningkat pesat ketika Jepang menjalankan kerja paksa (romusa) pada Perang Dunia II. Saat itu ribuan orang Jawa diangkut ke Thailand untuk membangun rel kereta yang menghubungkan Thailand dengan Burma kala itu.

Saat PD II berakhir, terjadilah tragedi pengeboman rel kereta api oleh sekutu di Kanchanaburi. Sekitar 100.000 orang, sebagian besar bersuku Jawa, tewas pada peristiwa itu. Sisa dari orang Jawa yang selamat itu bertahan di kampung Jawa sekarang.

Jika Anda beretnis Jawa, jangan merasa sendirian di Bangkok. Di tengah belantara kota berpenduduk 10 juta itu, ternyata terselip komunitas ratusan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News