Mengunjungi Komunitas Wong Jawa di Jantung Kota Bangkok, Thailand
Seabad Tinggal, Tetap Ingat Kalimat Jawa: Ora Ana Duit
Minggu, 19 April 2009 – 06:27 WIB
Meski rata-rata sudah generasi ketiga, kata Abdussamad, beberapa tradisi Jawa masih dipertahankan di kampung Jawa. Misalnya, pekan depan akan diadakan pengajian Maulid Nabi. Makanan khas disediakan, seperti mi lontong dan sate. ''Besok (hari ini, Red) juga ada acara wong mantu (pernikahan). Nanti ada yang seperti Jawa, pakai songkok dan batik,'' urai pria 43 tahun itu.
Bukan hanya itu, jika bulan Ramadan tiba, budaya buka bersama dengan takjil makanan khas juga tersedia. Menurut Abdussamad, beberapa jajanan disediakan. Misalnya, kue cucur dan es cao.
Tentang sejarah Masjid Jawa, Abdussamad lantas menunjukkan prasasti tentang Masjid Jawa yang berada di dinding kiri bangunan utama. Dari dokumen yang ada disebutkan, masjid itu didirikan pada Juni-September pada era Rathanakosin (periode Rama V ) tahun 2440 di tahun ular, atau bertepatan pada bulan Muharam 1326 H atau 1908 di kalender Masehi.
Masjid tersebut didirikan orang Jawa dengan luas 14 x 12 asta. Tanahnya merupakan wakaf dari almarhum Haji Muhammad Shaleh. Akad wakaf tercatat pada ***** 16 Juni 2440 diberikan kepada masyarakat muslim pada umumnya.
Jika Anda beretnis Jawa, jangan merasa sendirian di Bangkok. Di tengah belantara kota berpenduduk 10 juta itu, ternyata terselip komunitas ratusan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408