Mengunjungi Makkah dengan Wajah Baru (1)
Ada Menara Jam, Arah Kiblat Berubah
Minggu, 31 Oktober 2010 – 09:09 WIB

Suasana pembangunan di Makkah. Foto : Anas Sadaruwan
Saya bisa masuk karena mengurus dokumen haji khusus. Semua wakil perusahaan travel penyelenggara haji khusus memang diberi kesempatan masuk Arab Saudi dengan visa ziarah untuk mengurus barcode haji khusus. Barcode adalah stiker yang harus ditempelkan di paspor jamaah haji khusus sebagai persyaratan. Sebab, barcode itu baru bisa diperoleh kalau penyelengara haji khusus tersebut sudah bisa menunjukkan kontrak hotel di Makkah, Madinah, dan rumah transit.
Sambil menunggu selesainya barcode, saya mencari hal-hal yang berubah di Masjidilharam. Saya memang akhirnya menemukan sesuatu yang baru. Tapi, bukan pemindahan makam Ibrahim yang cukup diberi tanda di lantai atau ditanam dengan ditutup kaca tebal agar orang yang tawaf lebih leluasa. Sebab, kenyataannya, makam Ibrahim masih ada seperti semula. Sesuatu yang baru itu memang sepele. Yakni, di setiap pintu masuk Masjidilharam saat ini ada segelondong plastik tipis, mirip dengan pembungkus buah di supermarket. Plastik tersebut disediakan untuk membungkus sandal sehingga praktis dan memudahkan jamaah.
Selain itu, sekarang jamaah bisa melihat lokasi sai yang baru dan megah, yang berkapasitas tiga kali lipat. Saya lantas keluar dari masjid melalui Babul Umrah. Dulu, kalau saya keluar dari Babul Umrah, kemudian naik trap agak tinggi, pasti di hadapan saya ada Makkah Hotel yang terkenal dekat itu. Bangunan tersebut kini sudah dikeruk sedalam 20 meter. Bahkan, gunung di belakangnya sudah rata. Artinya, kawasan tersebut sekarang lebih rendah daripada Masjidilharam.
Ratusan crane berdiri gagah. Di bawahnya, ribuan pekerja menempati pos masing-masing di kawasan itu. Di situlah sekarang dibangun perluasan Masjidilharam ke arah barat. Pilar-pilar berotot besi besar mulai terpancang. Tentu bentuk bangunannya akan disamakan dengan Masjidilharam sekarang. Ada basement serta lantai satu dan dua. Juga ada lantai paling atas tanpa atap.
Pada musim haji tahun ini, megaproyek perluasan Masjidilharam dan modernisasi transportasi Arafah–Mina memasuki tahap penyelesaian. Sebagian
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara