Mengunjungi Mesir, Negeri dengan Banyak Situs Spektakuler (2)
Siapkan Banyak Uang Receh ke Makam Imam Syafi'i
Jumat, 06 Februari 2009 – 06:46 WIB
Begitu pula di museum militer. Para petugas di sana lebih sibuk melarang ini-itu, kemudian berdiri memelototi pengunjung ketimbang memberikan penjelasan dengan ramah. Terkesan, mereka memandang wisatawan lebih sebagai orang yang akan merusak barang-barang di museum. Bukan tamu yang harus dilayani. Memotret boleh, tapi untuk masuk dengan membawa kamera ke dalam areal museum harus membayar lagi lima pound (Rp 10 ribu).
Ketika saya tanyakan kepada Nasheem, mengapa sudah bayar di pintu masuk benteng, tapi harus membayar lagi bila membawa kamera ke museum, Nasheem hanya tertawa. ''Itu memang sudah aturannya,'' ucapnya. Rupanya, Nasheem sendiri juga tak mengetahui mengapa aturan itu dibuat.
Soal ticketing juga agak janggal. Perbedaan harga tiket masuk antara orang Mesir dan orang asing pun mencolok. Ada tiga harga tiket. Orang Mesir cukup bayar dua pound (sekitar Rp 4 ribu), pelajar asing dibanderol 30 pound (Rp 60 ribu), sedangkan turis asing ditarik 60 pound (Rp 120 ribu).
Nasheem mengakui, pemerintahnya sengaja membuat regulasi seperti itu sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan. ''Anda tahu sendiri kan bahwa gaji pegawai negeri di sini sangat terbatas,'' tuturnya. Standar gaji pegawai di Mesir memang kecil. Antara 500 pound sampai dengan 1.500 pound per bulan. Makanya, tak heran apabila sopir taksi di sini sebagian besar pekerjaan sambilan. Tak jarang, orang bergelar S-2 pun menjadi sopir taksi, karena pendapatan dari pekerjaannya terlalu mepet.
Sebagai salah satu negeri tempat lahirnya peradaban besar tertua di dunia, Mesir mempunyai banyak situs bersejarah. Hampir setiap kota di negara
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara