Mengunjungi Mesir, Negeri dengan Banyak Situs Spektakuler (3-Habis)
Masuk Lorong Pengap Mumi Berlampu 10 Watt
Sabtu, 07 Februari 2009 – 08:06 WIB
Dalam konteks zaman itu (nyaris 3.000 tahun Sebelum Masehi), membangun bangunan sebesar itu tentu saja mencengangkan. Sebab, saat itu teknologi belum ada, demikian pula bahan semen. Susah diterima jika maksud pembuatan piramida -yang mampu bertahan 5.000 tahun kemudian- ''sekadar'' sebagai tempat pemakaman raja dan tempat penyimpanan harta benda.
Penggantinya, Chevren, sebenarnya lebih ambisius daripada bapaknya. Dia hendak membangun piramida yang lebih tinggi. Namun, para penasihatnya memperingatkan bahwa hal tersebut tidak baik. Kemudian, disiasati dengan cara membangun di atas kontur tanah yang lebih tinggi.
Jadi, meski ''hanya'' setinggi 136 meter, tetap saja piramida Chevren terlihat paling tinggi. Dulu, piramida Chevren itu semua disepuh dengan marmer. Namun, kini yang tersisa tinggal bagian ujungnya saja.
Sebagian berpendapat marmer itu jatuh karena tuntutan alam, sebagian lainnya bilang itu diambil oleh Raja Mohammad Ali untuk menyepuh masjid yang didirikannya di Benteng Salahudin. Mana yang benar, masih menjadi rahasia sejarah. Yang jelas, Chevren ini membutuhkan 2,2 juta balok batu. Seperti Cheops, piramida tersebut dibangun dalam waktu 20 tahun dan mengerahkan 13.500 pekerja.
Misteri yang menyelimuti piramida, salah satu keajaiban dunia, tetap menjadi daya tarik utama para pelancong yang berkunjung ke Giza, Kairo. KARDONO
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara