Mengunjungi 'Rumah Cepat' Korban Tsunami Bantuan Pembaca Jawa Pos

Bangga Anak Ketiga Lahir Normal di Rumah Darurat

Mengunjungi 'Rumah Cepat' Korban Tsunami Bantuan Pembaca Jawa Pos
Foto : Bahari/JAWA POS
Laki-laki berkumis itu ingat benar bagaimana penderitaan rakyat Desa Lhok Buya pascagelombang tsunami. Sebagian besar di antara mereka tidak punya rumah dan harta serta hidup di tenda darurat yang serbaantre. Mulai makanan, minum, bahkan buang air besar. Belum lagi bocor kalau hujan. ’’Pokoknya tidak nyaman,’’ kenangnya.

Namun, saat rumah pembaca Jawa Pos selesai dibangun disertai genset, sumur air bor, dan beberapa fasilitas lain seperti permainan anak-anak, sedikit demi sedikit kehidupan mereka mulai membaik. ’’Jadi, anak-anak ikut senang pindah kemari,’’ jelas Said.

Bahkan, fasilitas permainan anak-anak seperti plosotan (fasilitas peluncuran) masih utuh. Ada juga musala yang dibangun di tengah permukiman. ’’Bahkan, anak-anak korban tsunami masih suka bermain plosotan,’’ ungkapnya.

Said menambahkan, selama tinggal di rumah bantuan pembaca itu, suasana antarwarga cukup akrab. Sebab, mereka umumnya berasal dari satu kampung yang sama-sama korban tsunami. ’’Sekarang pun, meski pindah ke rumah baru, kami tetap bertetangga,’’ tegasnya.

Lain lagi dengan Janjibar, 23. Penghuni rumah bantuan pembaca Jawa Pos itu bangga tinggal di rumah yang sudah ditempati lebih dari tiga tahun tersebut. ’’Anak ketiga saya, Imelda Salsabila, yang kini berusia satu tahun, lahir di rumah itu,’’ katanya seraya menunjukkan rumah yang dihuni lebih dari tiga tahun. ’’Saya pindah baru beberapa minggu lalu tak jauh dari sini kok,’’ tambahnya.

Setelah lebih dari tiga tahun menempati rumah bantuan pembaca Jawa Pos di Calang, Kabupaten Aceh Jaya, sebagian besar korban tsunami pindah ke rumah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News