Mengunjungi 'Rumah Cepat' Korban Tsunami Bantuan Pembaca Jawa Pos
Bangga Anak Ketiga Lahir Normal di Rumah Darurat
Jumat, 12 Desember 2008 – 00:59 WIB
Dia menuturkan, luas rumah bantuan yang mereka terima dari LSM asing itu sama seperti yang diterima dari pembaca Jawa Pos. Yakni, 6 x 6 meter dengan dua kamar. ’’Kelebihannya, rumah itu lebih permanen,’’ tegasnya.
Rumah bantuan pembaca yang dulu komponen-komponennya dikirim dari Surabaya itu penuh kenangan bagi Janjibar dan keluarga. Sebab, bukan hanya putri ketiga mereka lahir di rumah tersebut. ’’Di rumah itulah kami bisa hidup normal setelah berbulan-bulan hidup di pengungsian. Kalau ada sedikit kekurangan, itu wajar. Apalagi, rumah tersebut dibangun cepat karena sangat diperlukan warga saat itu,’’ jelasnya.
Penghuni lain, Dimayar, 17, yang menempati rumah di Blok D Nomor 180, menuturkan, selama tinggal di pengungsian, dirinya tidak bisa bersekolah. Baru setelah masuk rumah bantuan pembaca Jawa Pos, dia bisa bersekolah lagi. ’’Saya baru lulus STM,’’ kata Dimayar yang kini menempati rumah baru atau sekitar 200 meter dari rumah bantuan pembaca.
Dimayar yang kehilangan bapaknya, Nurdin, dan kakaknya, Nyadi, dalam musibah tsunami empat tahun lalu tersebut mengaku bersyukur saat itu bisa memperoleh bantuan rumah dari pembaca.
Setelah lebih dari tiga tahun menempati rumah bantuan pembaca Jawa Pos di Calang, Kabupaten Aceh Jaya, sebagian besar korban tsunami pindah ke rumah
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408