Mengunjungi Suku Baduy yang Satu Kampung Golput Saat Pilpres 2009 (1)

Hafal Misi Capres, Pilih Tak Contreng demi Adat

Mengunjungi Suku Baduy yang Satu Kampung Golput Saat Pilpres 2009 (1)
Mengunjungi Suku Baduy yang Satu Kampung Golput Saat Pilpres 2009 (1)
Mereka terlihat santai. Semua aktivitas dan pekerjaan dilakukan di sekitar rumah, yang rata-rata berbentuk panggung berukuran 10 x 10 meter. Rumah itu terbuat dari konstruksi kayu dan anyaman bambu. Padahal, biasanya, setiap pagi suku Baduy Dalam sudah sibuk mempersiapkan alat-alat pertanian dan berladang.

Namun, tepat pada hari pesta demokrasi (pilpres) kemarin, sebagian besar warga Baduy tidak pergi ke sawah. Mereka memilih menghangatkan diri di rumah. ''Hari ini kami banyak yang libur berladang karena menghormati pemilu,'' ujar tokoh adat Badui Dalam Jaro Sami saat ditanyai koran ini kemarin.

Menurut Jaro Sami, karena ketatnya peraturan adat, suku Baduy Dalam memang cenderung tidak ikut mencontreng dalam pemilu. Mereka memiliki metode lain untuk menunjukkan dukungan terhadap pesta demokrasi itu. Mereka bersemadi dan berdoa kepada Yang Mahakuasa agar siapa pun yang menjadi pemenang dalam pemilu bisa mengemban amanat warga Indonesia. ''Abdi mah ngiring karu kenging bae (kami ikut yang menang sajalah, Red)'' ujar Jero Sami.

Apa yang disampaikan Jero Sami itu ternyata memang diikuti para warga Baduy Dalam lain. Jika pada hari-hari biasa pagi-pagi buta warga Baduy Dalam sudah berangkat ke ladang, hari itu mereka memilih bersemadi atau berdoa di kediaman masing-masing.

Ingar-bingar pemilihan presiden (Pilpres) ternyata tak sampai ke wilayah pedalaman Indonesia. Ketika mayoritas warga negara menggunakan hak pilih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News