Mengunjungi Tel Aviv Israel, Kota Nomor Dua Setelah Silicon Valley
jpnn.com - Bus yang disopiri Muta dari Kuba yang dikawal tentara perempuan peranakan Peru, Hana, dan didampingi tour guide keturunan Rusia, Lior Ben David, menyambut rombongan Minggu siang (27/3). ’’Welcome to Israel.’’
ABDUL ROKHIM, Jerusalem
—————————————
SAPAAN ramah dari Ben David itu menandai bahwa perjalanan hampir 24 jam dari Jakarta sudah sampai tujuan. Jabat tangan dan perkenalan dengan Muta, Hana, dan Ben juga mengingatkan bahwa kami sudah tiba di tempat orang-orang multietnis dan kebangsaan berkumpul karena suatu alasan absurd bahwa inilah tanah yang dijanjikan Tuhan.
Saat dideklarasikan dengan nama Israel pada 14 Mei 1948, dua di antara tiga penduduk adalah kaum pendatang. Gelombang terbesar berasal dari Eropa. Sebagian besar yang lolos dari kekejaman kamp konsentrasi Nazi tidak punya pilihan selain ke Israel.
Kelompok kedua didatangkan dari Afrika, khususnya Ethiopia, melalui operasi pemulangan rahasia yang disebut operasi Musa. Dan gelombang ketiga terjadi awal 1990-an.
Saat itu kelompok-kelompok Yahudi di negara-negara bekas jajahan Uni Soviet datang mengalir ke Israel. Itu yang eksodus besar dengan jumlah ratusan ribu orang Kelompok-kelompok kecil Yahudi dengan jumlah ribuan juga datang dari seluruh penjuru dunia.
Bus yang disopiri Muta dari Kuba yang dikawal tentara perempuan peranakan Peru, Hana, dan didampingi tour guide keturunan Rusia, Lior Ben David,
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala