Mengurai Masalah Kemacetan Parah yang Juga Terjadi di Australia
Pembangunan jalan belum tentu atasi kemacetan
Pemerintah Koalisi dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatan pendanaan untuk proyek-proyek kereta api, namun lebih banyak dibelanjakan untuk pembangunan jalan-jalan.
Bahkan proyek kereta api paling terkenal untuk tujuan bandara Melbourne senilai AU$5 miliar, atau lebih Rp 50 triliun, hanya mendapatkan pendanaan AU$250 juta, atau lebih dari Rp 2,5 triliun dalam empat tahun ke depan.
Mungkin sepertinya masuk akall dengan jalan yang lebih banyak dan lebih luas akan mengurangi kemacetan, tetapi efek jangka panjang lebih rumit, menurut Terry.
"Membangun lebih banyak jalan ke sejumlah tujuan utama tidak menyebabkan kemacetan berkurang," kata Terry.
Dr David Bissell, seorang ahli geografi di University of Melbourne, mewawancarai 53 warga Australia untuk sebuah buku baru berjudul 'Transit Life'.
Penelitiannya menemukan meski banyak yang menganggap perjalanan mereka negatif, mereka telah beradaptasi untuk bisa menikmatinya.
Meski perjalanan dengan mobil memiliki kesan adalah sebagai 'membuang waktu', Dr David beberapa orang malah menikmatinya.
Saat ada peluang besar bagi mereka menggunakan transportasi umum untuk membaca email atau buku, banyak pengemudi masih mengambil kesempatan untuk menelepon acara radio, mendengarkan podcast, atau sekedar memikirkan sesuatu.
- Universitas Australia Akan Jadi yang Pertama Gunakan AI di Asia Pasifik
- Dunia Hari Ini: Pesawat Azerbaijan Airlines yang Jatuh Kemungkinan Ditembak Rusia
- Rencana Indonesia Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir Dikhawatirkan Memicu Bencana
- Dunia Hari Ini: Dua Negara Bagian di Australia Berlakukan Larangan Menyalakan Api
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun