Menikah secara Online; Dua Mempelai di Jepang, Keluarga di Magelang
Bingung, Wali Pengantin Perempuan Salaman Lewat Webcam
Senin, 30 Mei 2011 – 08:08 WIB

Menikah secara Online; Dua Mempelai di Jepang, Keluarga di Magelang
Tidak bisa pulang kampung ke Indonesia, pasangan ini akhirnya menikah di Kota Hamamatsu, Jepang. Karena keluarga mempelai perempuan tidak mampu berangkat ke Negeri Sakura itu, prosesi ijab kabul pun dilakukan secara online.
MUKHTAR LUTFI, Magelang
WARUNG internet (warnet) di kawasan Sleko, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, kemarin pagi mendadak ramai. Tidak seperti biasanya, hari itu di warnet tersebut dipenuhi puluhan orang berpakaian rapi. Yang pria rata-rata berbatik, sedangkan yang perempuan berkebaya. Mereka memenuhi ruangan seluas 3 x 6 meter persegi di warnet itu.
Seperti halnya sebuah warnet, di tempat itu juga dipenuhi sejumlah meja dan kursi serta seperangkat komputer. Akibatnya, tempat yang tergolong sempit itu menjadi semakin sempit dengan hadirnya puluhan orang tersebut.
Di antara mereka, ada yang duduk di kursi. Bahkan, ada satu kursi diduduki dua orang. Ada juga yang memilih berdiri. Beberapa anak kecil yang ada di antara puluhan orang itu malah asyik mengutak-atik komputer.
Tidak bisa pulang kampung ke Indonesia, pasangan ini akhirnya menikah di Kota Hamamatsu, Jepang. Karena keluarga mempelai perempuan tidak mampu berangkat
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah