Menikmati Ikon-Ikon Kota Brussels, Belgia, di Musim Dingin
Bangga Lihat Manneken Pis Berbusana Adat Lampung
Minggu, 08 Februari 2009 – 06:31 WIB
Bangunan lain di Grand Place adalah gedung Le Pigeon dan La Maison des Boulangers. Fungsi gedung tersebut dari dulu hingga kini tidak berubah, sebagai tempat berniaga. Di dalamnya terdapat restoran dan money changer. Di bagian utara terdapat gedung Le Maison des Ducs de Brabant, yang kini merupakan restoran khas Belgia.
Di salah satu sudut Grand Place terdapat patung perunggu Everard't Serclaes, pahlawan Brussels yang tewas pada abad ke14. ''Mitosnya, kalau mengelus patung itu, Anda akan kembali mengunjungi Brussels,'' kata Miranda.
Kawasan tersebut sudah di-setting sebagai tempat wisata. Restoran dan toko suvenir berjajar di gang-gang di Grand Place. Tidak hanya retoran Eropa. Restoran Timur Tengah dan Asia juga tersedia. Termasuk restoran Garuda, yang menyediakan menu khas Indonesia, seperti sate, soto ayam, gado-gado, ataupun pepes ikan. ''Pemiliknya orang Belgia yang lahir di Sumatera,'' kata Miranda.
Mencari cokelat Belgia yang katanya paling enak di dunia, di sinilah tempatnya. Hampir semua toko suvenir menjual cokelat Belgia berbagai rasa dan merek. Harga untuk 5 kotak cokelat merek Cote d'Or ukuran 100 gram/kotak adalah Eur 10 atau Rp 150 ribu (Kurs Eur 1 = Rp 15 ribu). ''Kalau ingin hiasan dinding khas Belgia, ada Gobellin Tapistry. Ini dibuat dari rajutan tangan,'' jelas Miranda.
Brussels, ibu kota Belgia, merupakan surga bagi penikmat karya arsitektur. Bangunan kuno, museum, dan monumen bertebaran di hampir seluruh sudut
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara