Menikmati Kehangatan dan Kelezatan Makanan Indonesia di Brisbane
Sabtu, 15 Juni 2013 – 00:47 WIB
Mie Mie di Restoran makanan Indonesia miliknya di Brisbane, Queensland, Australia. Foto: Doan W/Jawa Pos
"Kalau petai, saya pakai petai Thailand. Mereka impor banyak. Kalau terasi, pakai terasi Indonesia, dong," tutur Mie Mie.
Yang agak sulit, kata dia, justru ikan asin. Harganya cukup mahal. Per kilogram bisa dibanderol AUD 20 atau sekitar Rp 184 ribu. Bandingkan dengan daging sapi yang harga per kilonya hanya separo ikan asin. Memang, para bule lebih senang ikan asin dibanding daging sapi. "Nggak tahu, mereka suka banget," ujarnya.
Maklum bila harganya jadi mahal. Apalagi, bila musim dingin (winter), ikan asin sangat sulit didapat.
Mie Mie bilang, hanya ada dua restoran di Brisbane yang disebutnya benar-benar Indonesia. Selain Makanan Indonesia, ada Jakarta Indonesian Restaurant di Brunswick Street. "Yang lain, banyak yang palsu, hahaha," katanya lantas tertawa.
LIDAH memang punya rasa kangen. Meski hati mantap merantau, kadang lidah masih ingin bernostalgia dengan masakan khas tanah air. Makanan Indonesia
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu