Menikmati Laut Mati, Wisata Kesehatan yang Jadi Magnet Jordania
Tempat Balas Dendam Terbaik bagi Yang Tak Bisa Renang
Senin, 07 Maret 2011 – 08:08 WIB

Menikmati Laut Mati, Wisata Kesehatan yang Jadi Magnet Jordania
Dari kekayaan kandungan Laut Mati itu pula, berbagai produk kecantikan untuk wanita tercipta. Jadi, tak mengherankan kalau mandi lumpur menjadi salah satu kegiatan favorit pengunjung titik terindah di dunia yang memisahkan Jordania dari Israel dan Palestina itu. Seperti disaksikan Jawa Pos pada pertengahan pekan lalu, hampir semua turis dari Eropa, baik muda maupun tua, mencoba "ritual" tersebut.
Pengelola tempat wisata yang di sisi Jordania resminya disebut Amman Beach itu pun menyediakan semacam dua gentong berisi lumpur. Siapa saja bebas mencicipi, sama sekali tak dipungut biaya. "Asal jangan kena mata tentunya, bahaya," ingat Ahmed, salah seorang pengawas pantai.
Untuk itu, Ahmed kerap harus turun tangan mengingatkan para pengunjung yang terlalu antusias mandi lumpur. Laut Mati sangat gampang dijangkau dari Amman, ibu kota Jordania. Cukup dengan menyusuri Highway 65 dari Amman menuju Suwayma yang beraspal mulus sekitar 40 menit, sampailah ke tempat yang sudah menjadi resor kesehatan sejak dua ribu tahun silam itu.
Paling gampang naik taksi atau menyewa mobil. Sebab, jika memilih kendaraan umum berupa bus, harus ganti jurusan dua-tiga kali. Untuk masuk ke lokasi wisata yang dalam bahasa Arab di sebut al-Bahr al-Mayyit itu, pengunjung nonwarga Jordania harus membayar 15 dinar Jordan (sekitar Rp 190 ribu).
Mengunjungi Jordania tidaklah lengkap bila belum ke Laut Mati, yang terkenal dengan kadar garam tinggi. Belakangan ini kadar garam di sana terancam
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara