Menikmati Masakan Faieeza
Catatan Dani Nur Subagiyo, Johannesburg
Senin, 14 Juni 2010 – 01:44 WIB
Sebagaimana kesepakatan bersama, Faieeza akan memasak macon, yakni daging sapi yang diiris tipis memanjang yang sudah diberi bumbu. Macon tidak digoreng atau direbus, melainkan hanya didiamkan di lemari es. Rasanya seperti daging asap. Macon dimakan dengan nasi yang sudah digoreng dengan telur.
Baca Juga:
Setelah bergelut di dapur selama 40 menit, macon bikinan Faieeza siap dihidangkan. Untuk menambah cita rasa, ditambahkan sambal hijau, mirip sambal di rumah makan Padang. Bedanya, ada tambahan kacang di dalamnya. Faieeza mengatakan sambal hijau itu merupakan kreasinya sendiri, yang diberi nama peanut chutney.
Ketika Faieeza sibuk di dapur, suaminya, Mobeen Valodia, menyiapkan minuman teh jahe hangat. Pria berusia 33 tahun itu - seperti Faieeza - ramah dan sabar. Mobeen yang usianya setahun lebih tua dari Faieeza itu, bekerja di Divisi Keuangan Mercedez Benz wilayah Johannesburg.
Pasangan suami istri itu - sebagaimana pernah saya singgung dalam blog terdahulu - terbiasa menyewakan kamar di rumahnya bagi tamu asing, kebanyakan dari Indonesia. Kebiasaan tersebut mereka lakukan sejak menikah di Durban tiga tahun lalu. Faktor keuangan jelas bukan jadi alasan, karena pasangan itu hidup sangat berkecukupan. Mereka ingin punya banyak teman dan tidak ingin kesepian. Maklum, Mobeen dan Faieeza belum dikarunia momongan.