Menikmati Ojek Birmingham Small Arms di Pematang Siantar
Jadi Motor Khas Sekelas Tunggangan Valentino Rossi
Jumat, 20 April 2012 – 00:02 WIB
Sembari mengelilingi kota berhawa sejuk itu, dia bercerita tentang awal mula munculnya ojek BSA yang berkaitan dengan sejarah kemerdekaan. Ketika para penjajah minggat dari bumi pertiwi, motor-motor tersebut menjadi tidak bertuan. Berbagai sumber menyebut bahwa motor-motor itu banyak ditinggal di Surabaya dan Jakarta.
Seperti diketahui, BSA diproduksi perusahaan yang memasok amunisi dan senjata perang pada 1861, yakni Gunsmiths Grup. Perusahaan itu menjadi produsen motor BSA setelah dibeli Daimler pada 1910. Pemerintah Inggris menyiapkan motor BSA untuk kepentingan angkatan darat dalam Perang Dunia I.
Pada 1960-an para pejuang dari Kota Siantar membawa motor gede itu untuk "transmigrasi" dari Jawa ke Sumatera Utara. Tapi, motor-motor itu lalu ditelantarkan begitu saja. Lama tidak dimanfaatkan. Apalagi, banyak onderdil yang sulit dicari di toko-toko suku cadang. Namun, pelan tapi pasti, motor-motor mangkrak itu satu per satu bisa "dihidupkan" kembali.
Setelah dikumpulkan, ternyata jumlahnya lebih dari seribu motor di Siantar. Tapi, kini tinggal sekitar 200 unit yang bisa dimanfaatkan untuk ojek di sudut-sudut kota.
Motor gede (moge) umumnya dipakai untuk gaya hidup di perkotaan. Namun, di Pematang Siantar, Sumatera Utara, motor bersilinder 500 cc itu dipakai
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala