Menikmati Sentuhan Teknologi Canggih Kue dan Kloset di Jepang

Makan Ada Urutannya, Duduk di Kloset Ada Musiknya

Menikmati Sentuhan Teknologi Canggih Kue dan Kloset di Jepang
Bentuk kloset di Jepang dengan banyak tombol. Foto : Kurniawan Muhammad/Jawa Pos
 

Dia lantas mencontohkan cara membuka onigiri segi tiga itu. Jika prosedur membuka bungkus tak diikuti, rasa lezat dan gurihnya akan hilang. Memang benar, karena angka 1, 2, dan 3 tersebut saya abaikan, saya hanya merasakan bagian beras dan isinya, sedangkan pembungkus kue dari rumput laut yang berwarna hijau tersebut tidak termakan oleh saya.

Karena saya kira merupakan bagian dari bungkus, rumput laut yang dikemas mirip plastik itu pun saya buang. Beruntung, saya masih menyimpan satu kue onigiri lagi. Saya lantas memakan kue itu berdasar urut-urutan nomor.

Ternyata, rasanya memang berbeda dibanding dengan cara makan yang saya lakukan serampangan sebelumnya. Dengan mengikuti urut-urutan nomor, rumput laut yang membungkus beras dan isinya ikut termakan pelan-pelan sampai habis. Rasanya memang lebih gurih dan sedap.

 

Di Jepang, onigiri segi tiga berbungkus itu dijual 110?130 yen (1 yen setara Rp 110). Bergantung isi di dalamnya. Tersedia bermacam-macam isi, mulai daging sapi, ikan salmon, hingga ikan tuna. Jika onigiri dijual hingga 130 yen, harga telur rebus yang saya makan itu 100 yen (sekitar Rp 11 ribu) per butir.

Urusan remeh-temeh seperti kue dan kloset, di tangan orang Jepang, dibikin detail dengan sentuhan teknologi canggih. Berikut catatan wartawan Jawa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News