Menilai Tingkat Kepemimpinan Kuantum 3 Capres-Cawapres 2024
“Era ini bukan hanya soal teknologi yang lebih canggih, tetapi juga akan menciptakan generasi baru manusia yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan komputasi yang tak terbayangkan sebelumnya,” jelas Andrew.
Berangkat dari konsep tersebut, kepemimpinan kuantum mengacu pada tuntutan yang sebaiknya dipersiapkan dari sekarang.
“Kepemimpinan kuantum dibutuhkan di era saat ini karena era ini ditandai oleh perubahan yang cepat dan ketidakpastian yang tinggi,” imbuhnya.
Di tengah kompleksitas dan dinamika yang makin meningkat, model kepemimpinan tradisional yang hierarkis dan otoriter seringkali dipandang tidak cukup efektif.
Kepemimpinan kuantum memberikan kerangka kerja yang lebih cocok untuk mengatasi tantangan itu.
“Oleh karena itu, di level bangsa sudah saatnya kita mencoba mengajak para calon pemimpin kita untuk mengadopsi model kepemimpinan kuantum,” lanjut Andrew.
Dia juga menjabarkan dalam paradigma kepemimpinan kuantum terdapat sejumlah faktor kunci yang dapat digunakan untuk mengukur kapasitas seorang pemimpin.
Pertama, pemahaman atas dinamika kuantum. Penting bagi para Capres dan Cawapres untuk memahami bahwa dalam era kuantum, dunia tidak lagi dapat dijelaskan oleh model-model lama yang statis. Semua bergerak dan berubah dengan cepat.
Andrew Tani mengajak masyarakat untuk turut menilai kapasitas kepemimpinan kuantum dari ketiga capres-cawapres yang akan berkontestasi di Pilpres 2024.
- Gugatan Ditolak PTUN, Ketua Tim Hukum PDIP Menggaungkan Prabowo Yes, Gibran No
- PDIP Menerima Putusan PTUN, tetapi Persoalkan Hakim yang Membuatnya
- Upaya PDIP Jegal Gibran Kandas di PTUN, Ronny Bilang Begini
- Anies Baswedan Pastikan Hadiri Pelantikan Prabowo Sebagai Presiden Besok
- Tim Hukum PDIP Nilai Keterangan Ahli KPU Lemah
- Ones Luruskan Pernyataan Soal Kontribusi Befa Untuk Kemenangan Prabowo-Gibran