Oleh Agus Widjajanto - Praktisi Hukum

Menilik Ajaran Wulang Reh untuk Kepemimpinan Indonesia

Menilik Ajaran Wulang Reh untuk Kepemimpinan Indonesia
Praktisi Hukum Agus Widjajanto. Foto: Dokumentasi pribadi

Serat Wulang Reh adalah karya sastra yang ditulis dan diciptakan oleh Sri Paduka Mangkunegoro ke IV dari Surakarta.

Serat Wulang Reh mengajarkan kepemimpinan tata kelola kerajaan dan ajaran tata hubungan antara para anggota masyarakat Jawa yang berasal dari berbagai golongan yang berbeda. Ajarannya mengandung aspek-aspek sosiologi terutama dibidang Inter Group Relation.

Penulis menekankan di sini diarahkan untuk fenomena kepemimpinan masa kini. Khususnya pascareformasi, semua orang bisa menyampaikan pendapat yang memang diatur oleh Kontitusi.

Terutama berkaitan dengam faktor kepemimpinan yang memang juga ditulis dalam Serat Wulang Reh.

Mengacu pada ajaran dalam serat atau tulisan sastra dalam Wulang Reh, terdapat empat aspek untuk mencapai kepemimpinan yang ideal dapat menjadi pedoman dalam Tata Kelola Kepemimpinan.

Den Ajembar

Den ajember artinya harus luas. Di sini dapat dimaknai bahwa diri kita harus mempunyai pemikiran dan hati yang luas, bisa menerima masukan.

Baik dari bawah, dari tengah maupun golongan atas, yang bisa dijadikan pengambilan keputusan secara tepat dan bijak.

Mengacu pada ajaran dalam serat Wulang Reh terdapat empat aspek untuk mencapai kepemimpinan yang ideal dan menjadi pedoman dalam Tata Kelola Kepemimpinan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News