Oleh Agus Widjajanto - Praktisi Hukum
Menilik Ajaran Wulang Reh untuk Kepemimpinan Indonesia
Serat Wulang Reh adalah karya sastra yang ditulis dan diciptakan oleh Sri Paduka Mangkunegoro ke IV dari Surakarta.
Serat Wulang Reh mengajarkan kepemimpinan tata kelola kerajaan dan ajaran tata hubungan antara para anggota masyarakat Jawa yang berasal dari berbagai golongan yang berbeda. Ajarannya mengandung aspek-aspek sosiologi terutama dibidang Inter Group Relation.
Penulis menekankan di sini diarahkan untuk fenomena kepemimpinan masa kini. Khususnya pascareformasi, semua orang bisa menyampaikan pendapat yang memang diatur oleh Kontitusi.
Terutama berkaitan dengam faktor kepemimpinan yang memang juga ditulis dalam Serat Wulang Reh.
Mengacu pada ajaran dalam serat atau tulisan sastra dalam Wulang Reh, terdapat empat aspek untuk mencapai kepemimpinan yang ideal dapat menjadi pedoman dalam Tata Kelola Kepemimpinan.
Den Ajembar
Den ajember artinya harus luas. Di sini dapat dimaknai bahwa diri kita harus mempunyai pemikiran dan hati yang luas, bisa menerima masukan.
Baik dari bawah, dari tengah maupun golongan atas, yang bisa dijadikan pengambilan keputusan secara tepat dan bijak.
Mengacu pada ajaran dalam serat Wulang Reh terdapat empat aspek untuk mencapai kepemimpinan yang ideal dan menjadi pedoman dalam Tata Kelola Kepemimpinan.
- 44 Pemimpin Muda Asia Tenggara Berkumpul Dalam AYF 2024
- Gus Syaikhul Ali Sebut Coblos Khofifah-Emil jadi Pilihan Tepat untuk Melanjutkan Kemajuan Jatim
- Bang Zul Ingin Pemimpin Daerah Lahir dari Kontestasi Pilkada yang Adil dan Jujur
- Khofifah Dinilai Lebih Konkret Melanjutkan Kemajuan Jatim
- Khofifah Dinilai Unggul pada Debat Kedua, Pengamat: Pemikirannya Lebih Strategis
- Pemimpin yang Tumbuh Bersama Rakyat, Iksan Punya Kans Sangat Besar Menang Pilbup Morowali