Oleh Agus Widjajanto - Praktisi Hukum

Menilik Ajaran Wulang Reh untuk Kepemimpinan Indonesia

Menilik Ajaran Wulang Reh untuk Kepemimpinan Indonesia
Praktisi Hukum Agus Widjajanto. Foto: Dokumentasi pribadi

Den Momot

Den momot artinya bisa memuat. Maknanya bahwa jikalau diri kita bisa menjalani pada fase ajaran Den Ajembar agar kita bisa memuat dan menampung dan menerima segala aspirasi rakyat.

Aspiras itu baik dari bawah, golongan menengah maupun dari kalangan atas. Syarat utama dari bisa menampung memuat aspirasi adalah adanya wawasan pandangan dan hati yang luas sesuai dengan aspek Den Ajembar.

Lawan Den Wengku

Artinya bisa melawan ambisi sendiri. Maknanya adalah diri kita harus bisa menghilangkan ego pribadi, kepentingan diri dan golongan kita untuk dapat mengelola tata kelola baik di dalam kekuasaan maupun dalam bisnis.

Dalam bahasa sederhananya untuk mengatur Kawulo dan Gusti, bawahan dan atasan.

Den Koyo Segoro

Maknanya, apabila kita bisa menjalankan hal-hal yang diajarkan ketiga aspek diatas, yaitu bisa menampung aspirasi dari bawah hingga atas, dan bisa menahan diri dan menghilangkan ego pribadi.

Mengacu pada ajaran dalam serat Wulang Reh terdapat empat aspek untuk mencapai kepemimpinan yang ideal dan menjadi pedoman dalam Tata Kelola Kepemimpinan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News