Menimbang Sistem Proporsional Tertutup
Oleh: Girindra Sandino – Sekjen Liga Literasi Nasional
Oleh karena itu, sangat perlu mempertimbangkan untuk mengganti model penetapan caleg seperti sekarang ini.
Keempat, manfaat dari sistem daftar tertutup ini jika kita terus mempertahankan sistem presidensialisme seperti ini maka diperlukan disiplin fraksi dan juga membangun sistem kepartaian.
Logo Liga Literasi Nasional. Foto: Dok. Liga Literasi Nasional
Siapa bilang ‘membeli kucing dalam karung’. Ambil contoh, di Jerman namanya daftar tetap/baku, pada surat suara, di bawah nama atau lambang parpol nama-nama caleg berurutan tertulis.
Kelima, sistem proporsional daftar tertutup, memberi peluang pada kader-kader partai yang militan dan ahli di bidangnya masing-masing.
Selain itu, sistem proporsional tertutup menutup ‘kader karbitan’ atau ‘titipan’ yang mempunyai modal sehingga baru beberapa bulan masuk partai lalu menjadi calon anggota legislator.
Pun dalam kampanye, kader-kader partai tidak bermain sendirian. Dalam arti, harus berusaha meraih suara sebanyak-banyaknya untuk partai.
Sekjen Liga Literasi Nasional Girindra Sandino memberikan catatan terkait wacana pemberlakuan kembali sistem proporsional tertutup pada Pemilu 2024. Simak.
- Menjelang Pelantikan Prabowo-Gibran, MUI Keluarkan 3 Seruan Penting
- 2 Daerah ini Paling Rawan Terjadi Pelanggaran Netralitas ASN
- 19 Anggota DPR Terpilih Mundur Demi Maju Pilkada 2024
- SBY Sebut Prabowo Punya Program Tepat Sasaran
- Polda Banten Belum Tangkap DPO Kasus Pemalsuan Surat, Kompolnas Merespons, Simak
- Bicara Kualitas Pemilu di Hadapan Jokowi, Puan: Apakah Rakyat Memilih Tanpa Paksaan?