Meninggal Dunia karena Covid-19 Termasuk Mati Syahid? Ini Penjelasannya
jpnn.com, SURABAYA - Korban jiwa berjatuhan setiap hari akibat pandemi covid-19 yang mengganas. Lantas, apakah benar orang yang meninggal terkena wabah penyakit berstatus mati syahid?
KH Alawy Aly Imron dari Pondok Pesantren Nuur Al-Anwar Lamongan, Jawa Timur, mengatakan, pandemi yang terjadi hari ini tak lepas dari takdir Allah.
Wabah yang terjadi saat ini, juga pernah terjadi sejak zaman dulu. Menurut Kiai Alawy, Rasulullah Muhammad SAW juga telah mengingatkan bagaimana menyikapi sebuah wabah.
“Bagi orang yang menyikapi ini dengan baik, maka akan mendapatkan mati syahid,” kata Gus Awy, sapaan akrabnya, saat webinar yang diselenggarakan Technoe Institute, beberapa waktu lalu.
Gus Awy menjelaskan, mati syahid termasuk peringkat kematian yang sangat tinggi. Karena sangat tinggi, kata dia, maka tidak gampang untuk memperolehnya.
Syahid didapat setelah melakukan upaya pencegahan, bukan meremehkannya. Orang yang kena wabah karena kecerobohannya tak bisa mendapat derajat kematian syahid.
Menurut murid Sayyid Muhammad Al-Maliky ini, yang harus dilakukan dengan baik sesuai syariat di masa pandemi ini adalah menghindari terkena paparan wabah itu.
Jika ada orang terpapar Covid-19, setelah berusaha menghindar sebaik-baiknya, atau karena tugas dia menolong proses penyembuhan orang yang terkena Covid-19, lalu orang itu meninggal sebab Covid-19 tadi, maka dia meninggal dalam keadaan syahid.
Apakah benar orang yang meninggal terkena wabah penyakit seperti covid-19 berstatus mati syahid?
- Doakan Warga Palestina yang Mati Syahid, Menag Yaqut Ajak Masyarakat Salat Gaib
- Pandemi Resmi Jadi Endemi, Pasien Covid-19 Ditanggung BPJS Kesehatan
- PPKM Dicabut Jokowi, Bagaimana Biaya untuk Pasien Covid-19?
- Malaysia Inginkan Pemilu Tanpa Pembatasan Covid-19, Pasien Boleh ke TPS
- Sektor Kesehatan Menjanjikan, Siloam Terus Melanjutkan Ekspansi
- Varian Siluman