Meninggal Olahraga
Hadi Mustofa yang meninggal Jumat kemarin adalah wartawan Republika. Lalu menjadi pemimpin redaksi juga: majalah BUMN Track.
Ketika majalah itu maju, Hadi mundur. Ia mendirikan majalah baru: BUMN Insight. Sayalah yang diminta untuk meluncurkan edisi pertama majalah itu.
Saya terlalu sering minta tolong Hadi. Gratisan. Termasuk untuk membaca ulang setiap tulisan saya. Waktu itu. Yakni tulisan seminggu sekali dengan nama rubrik Manufacturing Hope.
Biasanya saya malas membaca ulang naskah yang saya tulis. Alasan saya klasik: sibuk.
Saya terlalu percaya pada jempol penekan keyboard di layar ponsel. Hadi melihat tulisan saya sering salah eja. Gegara kritiknya itu saya menawarinya pekerjaan sukarela membaca ulang naskah saya itu.
Hadi pun mau. Maka Hadi-lah yang memperbaiki kalau ada yang salah-salah atau typo. Seminggu sekali. Selama tiga tahun.
Suatu saat Hadi datang ke saya menyodorkan buku. Ia-lah yang menulis buku itu. Masih dalam bentuk draf. Ia minta agar saya mau menulis kata pengantar untuk buku itu.
Saya lihat kovernya: foto Ignatius Jonan, (kala itu) direktur utama PT Kereta Api Indonesia. Saya ingat foto itu.