Meninjau Layanan Pendidikan Anak-Anak WNI di Davao, Filipina (1)
Bangga 31 Tahun Jadi Guru Honorer di Sekolah Indonesia
Rabu, 28 November 2012 – 00:28 WIB

BAHAGIA: Agustina Dedal di tengah para siswa di Sekolah Indonesia Davao, Filipina. Foto: Hilmi Setiawan/Jawa Pos
Pada waktu senggang, Dedal sering mengajak para siswa berbincang-bincang santai tentang Indonesia. Hatinya sering trenyuh ketika ada siswa yang bertanya tentang tanah air nenek moyangnya. Kalau sudah begitu, dia lalu membuka peta Indonesia dan menceritakan kehebatan negara khatulistiwa itu.
"Anak-anak kelihatan begitu takjub mendengar paparan cerita saya. Mereka tampak penasaran ingin mengetahui langsung seperti apa Indonesia," ungkapnya.
Hingga kini Dedal masih belum berpikir untuk pensiun. Dia masih ingin melihat siswa-siswanya berhasil. Karena itu, meski menjadi guru honorer, dia menyatakan tidak masalah. Apalagi, kini honor plus tunjangan mengajarnya sudah berlipat, menjadi sekitar 30 ribu peso (sekitar Rp 7 juta) per bulan.
"Jika dibuat cukup, ya cukup. Jika tidak cukup, ya tidak cukup. Jadi, ya dicukup-cukupkan," tuturnya pelan.
Nasib guru honorer yang memprihatinkan ternyata juga dialami guru-guru tidak tetap yang mengabdi di luar negeri. Salah satunya adalah Agustina Dedal
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu