Meninjau Layanan Pendidikan Anak-Anak WNI di Filipina (2-Habis)
Dirikan SMP Terbuka agar Siswa Tahu Nenek Moyang
Kamis, 29 November 2012 – 00:02 WIB
Anak-anak WNI di Tupi, Mindanao Selatan, Filipina, terpaksa belajar di sekolah milik pemerintah setempat. Akibatnya, mereka semakin tidak mengenal negeri nenek moyang sendiri. Berikut bagian terakhir tulisan wartawan Jawa Pos M. HILMI SETIAWAN yang mengikuti kunjungan Mendikbud Mohammad Nuh di Mindanao pekan lalu.
= = = = = = = = =
TUPI adalah kota kecil dan terpencil di kawasan Mindanao Selatan. Bila di Indonesia, kota itu bisa disejajarkan dengan kota kecamatan. Jalan-jalan tak seramai di Davao City, apalagi Manila, ibu kota Filipina.
Tak banyak gedung bertingkat. Untuk menuju ke sana, diperlukan waktu sekitar lima jam lewat jalan darat atau 45 menit penerbangan dari Davao City, kota terbesar di kawasan Mindanao Selatan.
Anak-anak WNI di Tupi, Mindanao Selatan, Filipina, terpaksa belajar di sekolah milik pemerintah setempat. Akibatnya, mereka semakin tidak mengenal
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408