Meninjau Layanan Pendidikan Anak-Anak WNI di Filipina (2-Habis)

Dirikan SMP Terbuka agar Siswa Tahu Nenek Moyang

Meninjau Layanan Pendidikan Anak-Anak WNI di Filipina (2-Habis)
Daini Wirasti (berkerudung) mengajari bahasa Indonesia pada anak WNI di Tupi, Mindanao Selatan, Filipina. Foto: M Hilmi Setiawan/Jawa Pos
"Bahkan, banyak yang tidak tahu bendera Indonesia atau lambang negara Garuda. Maklum, mereka tidak pernah mendapat pelajaran tentang Indonesia," paparnya.

 

Karena itu, agar anak-anak tersebut tidak "loss contact" dengan negaranya, pemerintah Indonesia membuka SMP Terbuka di Tupi dan Laensasi. "Untungnya anak-anak ini semangat," tutur PNS (pegawai negeri sipil) yang harus merantau di negeri orang itu.

Di SMP terbuka itu, anak-anak WNI tidak dibebani banyak pelajaran. Selain pelajaran bahasa Indonesia, mereka diajari kursus pengetahuan Indonesia dasar (KPID). Pengetahuan tersebut berisi tentang UUD 1945, Pancasila, serta budaya Indonesia.

 

Istri Dian Andipriatna itu menyatakan, pengajaran bahasa Indonesia menjadi yang utama. "Kemampuan berbahasa Indonesia anak-anak itu benar-benar nol," katanya.

 

Anak-anak WNI di Tupi, Mindanao Selatan, Filipina, terpaksa belajar di sekolah milik pemerintah setempat. Akibatnya, mereka semakin tidak mengenal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News