Menjadi Aneh di Hussainiah
Oleh Dahlan Iskan
Sabtu, 09 Juni 2018 – 11:00 WIB
Di rakaat pertama saya sudah kecolongan: teriak ‘amiiin’ sendirian. Saat imam selesai membaca Al-Fatihah.
Baca Juga:
Terulang pengalaman pertama dulu: saat salat berjemaah di Beijing. Rakaat-rakaat berikutnya saya tidak lagi teriak ‘amiiin’.
Eh, kecolongan lagi. Masih di rakaat pertama: setelah bacaan surah saya langsung menundukkan badan, rukuk.
Ternyata mereka tidak langsung rukuk. Baca doa dulu. Mirip kunut itu.
Terpaksa saya membatalkan rukuk. Ikut angkat tangan. Dan ikut menyahut ‘amiin’ beberapa kali.
Kok tulisan ini jadi teknis sekali ya. Maafkan pembaca Disway yang Kristen. Atau Buddha. Atau Hindu. Atau Konghucu.
Sekaligus menunjukkan bahwa tata cara peribadatan itu memang rumit. Di semua agama.
Setelah dua kalimah syahadat itu: ada kumandangan apresiasi untuk Sayidina Ali. Lalu dilanjutkan dengan seruan untuk salat. Dan seterusnya.
BERITA TERKAIT