Menjadi Pak RT di Masa Pandemi
Oleh: Muhammad Muchlas Rowi, Ketua RT 10/RW 14 Cakung Timur dan Komisaris Independen PT Jamkrindo
jpnn.com - MINGGU pon dini hari, bulan Juli 2021. Gawai layar lipat saya berbunyi lagi. Saya sedikit tegang, gegara ramai kabar duka berseliweran tak tau waktu.
Saya beranikan untuk membukanya. Betul saja, seorang warga menanyakan cadangan oksigen. Sembari mengabarkan jika saturasi oksigen isterinya menurun drastis.
“Malam Pak RT, saya mau menanyakan apakah ada oksigen untuk isi ulang. Istri saya saturasinya turun jadi perlu dibantu oksigen,” kata salah satu warga Jakarta Garden City (JGC), melalui pesan whatsup.
Malam sudah larut, hampir jam 1. Tapi situasi sangat darurat dan keselamatan warga nomor satu. Akhirnya saya putuskan untuk mengontak Posko RW 14. Saya minta disiapkan pertolongan pertama berupa pemberian oksigen untuk salah satu warga. Tak butuh waktu lama, oksigen pun terkirim ke rumah warga.
Sejak PPKM diberlakukan, kami warga RW 14 Perumahan JGC dengan sigap telah menyiapkan stock oksigen untuk warga yg membutuhkan pertolongan di kala emergency. Khusus di RT saya, kami siapkan satu tabung berukuran besar dan satu ukuran kecil. Tak lupa vitamin dan obat generik. Sekadar jaga-jaga, jika situasi darurat.
Bagi penyintas Covid-19 seperti saya, tidur terlalu larut sebetulnya bisa bikin pikiran jadi kalut. Ada juga yang bilang makin mendekatkan dengan maut. Karena itu, usai memberi sedikit bantuan, saya kembali ke peraduan. Tak tau jam berapa.
Hingga akhirnya, saya kembali terbangun oleh suara gawai yang memekik lagi. Ada dua kabar kurang baik. Seorang warga tetiba tutup usia. Kabar lainnya, satu keluarga dinyatakan positif Covid-19. Betul-betul bagai mimpi buruk di pagi hari.
Menjadi RT di tengah pandemi memang tak mudah. Apalagi di tengah kesibukan lain baik karena pekerjaan yang tetap menumpuk, tugas kuliah yang menggunung, maupun jadwal mengajar yang berderet-deret.
Menjadi RT di tengah pandemi memang tak mudah. Apalagi di tengah kesibukan lain baik karena pekerjaan yang tetap menumpuk, tugas kuliah yang menggunung, maupun jadwal mengajar yang berderet-deret.
- AHF Indonesia Dorong Peran Asia dalam WHO Pandemic Agreement
- Brengkes Ikan, Cara Perempuan Menyangga Kebudayaan
- Kombes Arsal Sahban, dari Penegak Hukum Kini jadi Ketua RT
- Undang Kades ke Acara Pribadi Pakai Surat Berkop Kementerian, Yandri: Saya Baru Jadi Menteri
- Cawako Agung-Markarius Siap Tingkatkan Kesejahteraan RT/RW Pekanbaru, Ini Strateginya
- Indikasi Gratifikasi Kaesang