Menjadi Pendaki Alpen dengan Kereta Bergerigi
Jumat, 23 Juli 2010 – 12:55 WIB

Menjadi Pendaki Alpen dengan Kereta Bergerigi
Perbedaannya dari kereta Ambarawa, Jungfraubahnen beroperasi secara komersial setiap hari layaknya kereta biasa. Di Ambarawa, kereta dioperasikan atas "order" alias jika ada turis yang mau menyewa. Kalau kereta di Ambarawa memakai lokomotif tua berbahan bakar kayu (buatan Jerman 1902), Jungfraubahnen digerakkan dengan tenaga listrik.
Saat membayar tiket Jungfraubahnen di loket "harganya 180 Swiss frenc (sekitar Rp 1,6 juta)?, saya agak shocked. Saya merasa bersalah tidak pernah naik kereta bergerigi di Ambarawa (meski pernah ke sana). Sebab, hanya dengan dua tiket Jungfraubahnen, saya bisa mencarter kereta bergerigi satu-satunya di Indonesia yang digandrungi orang Jepang itu.
Siang sekitar pukul 13.00, kereta kami berangkat. Total empat gerbong dan hampir penuh. Kebanyakan di antara mereka adalah wisatawan berwajah Asia. Kereta makin mendaki setelah melewati Stasiun Lauterbrunnen (798 meter). Setelah itu menuju Stasiun Wengernalp (1.873 meter). Kereta kemudian berhenti di Stasiun Kleine-Scheidegg (2.061 meter). Di stasiun itu, rombongan harus turun untuk berganti kereta lain yang sanggup "mendaki" lebih baik.
Pemadangan yang tersaji sepanjang perjalanan sangat indah. Meski penduduknya hanya sekitar 7,7 juta, luas Swiss yang relatif kecil mengakibatkan tingkat densitas penduduk negeri itu sebagai salah satu yang tertinggi di Eropa.
SISTEM transportasi kereta dan bus di Swiss merupakan salah satu yang terbaik. Tidak hanya melayani jalur antarkota, tapi juga melayani jalur para
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu