Menjadi Pendaki Alpen dengan Kereta Bergerigi
Jumat, 23 Juli 2010 – 12:55 WIB
Karena itulah, di kawasan pegunungan, masih terhampar aktivitas kehidupan dan permukiman. Rumah-rumah pedesaan, hotel, dan ladang pertanian yang hijau. Ada air terjun dari bukit yang tinggi. Airnya serasa jatuh tumpah ke dekat permukiman di bawahnya.
Di setiap stasiun, penumpang Jungfraubahnen boleh turun untuk mengeksplorasi desa-desa sekeliling. Beberapa pasangan tua bule tampak berjalan mendaki di jalan desa sambil melihat keelokan Gunung Eiger dengan tebingnya yang sangat curam. Puas berjalan-jalan, mereka bisa kembali ke stasiun untuk melanjutkan perjalanan dengan kereta berikutnya.
Banyak penumpang yang sepanjang perjalanan hampir tak pernah lepas dari kamera. Saat sampai di Stasiun Grindelwald yang dipenuhi es dan salju, banyak penumpang yang turun untuk berfoto. Rasanya memang asyik. Ketika di bawah sudah memasuki musim panas, ternyata di atas masih ada salju.
Mereka baru berhenti memotret saat kereta memasuki terowongan. Saat kereta memasuki terowongan gelap, gerbong Jungfraubahnen menyajikan video, antara lain, tentang sejarah pembangunan jalur kereta ke puncak Eropa (Top of Europe) itu. Penggarapan video tersebut cukup bagus, sehingga penumpang terhibur sekaligus mendapat pengetahuan.
SISTEM transportasi kereta dan bus di Swiss merupakan salah satu yang terbaik. Tidak hanya melayani jalur antarkota, tapi juga melayani jalur para
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408