Menjaga Sjahrir, Menjaga Realisme

Menjaga Sjahrir, Menjaga Realisme
Menjaga Sjahrir, Menjaga Realisme
Meskipun saat itu ada satuan militer eks HEIHO dan PETA, embrional Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan bisa menyangga republik, tapi Sjahrir tetap mengkawatirkan bahwa kelompok-kelompok bersenjata sangat memungkinkan menimbulkan bahaya anarki menuju sebuah rezim yang otoriter. "Kekacauan hanya membunuh diri sendiri, dan hasilnya adalah kemenangan kaum reaksioner," kata Sjahrir saat diwawancarai oleh  George Mc Kahin pada 15 Februari 1949.

Secarik surat dari Ho Chi Minh yang mengajak Bung Karno dan Bung Hatta agar revolusi Indonesia dan Indochina bersatu melawan kolonial ditolak oleh Sjahrir. Soedjatmoko, seorang pengikut Sjahrir sempat menilai Sjahrir sebagai penghkhianat revolusi. Sjahrir berlogika bahwa kaum nasionalis Indochina yang dipimpin oleh kaum komunis, justru dalam konstelasi politik dunia akan "gempa" karena dimusuhi oleh Amerika dan sekutunya, yang memenangkan Perang Dunia II dan berpengaruh besar di Asia Pasifik, termasuk Indonesia yang telah lepas dari fasisme Jepang. Belakangan Sjahrir terbukti benar.

Analisis Sjahrir 

Misalkan jarum sejarah bisa diputar, dan Indonesia tak mau berunding dengan Belanda, apa gerangan yang akan terjadi? Jhon D Ledge dari University of Oxford Inggris pada 1953 pernah menulis dalam "Kaum Intelektual dan Perjuangan Kemerdekaan" (Pustaka Utama Grafiri 1993), dan membayangkan Indonesia akan dikalahkan oleh tentara Belanda, sehingga kemerdekaan 1945 akan tertunda. Mungkin, meletuslah perlawanan bawah tanah yang berlarut-larut, dan belum jelas entah kapan Indonesia merdeka.

Kontroversi kemerdekaan RI pada 1945 lagi-lagi menunjukkan kebenaran politik realisme Sjahrir. Ketika kekuasaan Jepang mulai goyah, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) telah dibentuk awal Agustus 1945. Saat itu, Bung Karno, Bung Hatta dan Ketua BPUPKI, Radjiman Wedyodiningrat dipanggil ke Indochina oleh Marsekal Terauchi, Panglima Tentara Ekspedisi Selatan Jepang, dan saat itulah iming-iming kemerdekaan Indonesia didengung-dengungkan.

KEMENAKANNYA, penyair Chairil Anwar mencantumkan nama Bung Sjahrir bersama Bung Karno dan Bung Hatta dalam sajak "Krawang-Bekasi." Sjahrir

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News