Menjalin Komunikasi dengan Pembimbing PhD di Australia

Menjalin Komunikasi dengan Pembimbing PhD di Australia
Menjalin Komunikasi dengan Pembimbing PhD di Australia

Saya akhirnya tidak pernah lagi mengeluh tentang keluarga. Tapi kedua pembimbing penulis tetap bisa toleransi terhadap masalah keluarga yang sangat mendesak terutama demi kelancaran penulisan disertasi. Mereka sering mengingatkan untuk membuat rencana awal kegiatan anak selama masa liburan sehingga saya bisa fokus tetap aktif jika anak-anak libur.

Hal lainnya, coba atasi perbedaan budaya dengan tidak segan bertanya. Salah satu contoh budaya bimbingan di lingkungan saya adalah budaya makan minum. Pegalaman saya membimbing dan menguji mahasiswa di Indonesia, ada makanan dan minuman kotak selama bimbingan skripsi atau ujian skripsi.

Di awal bimbingan saya ingin juga melakukan hal sama dengan pembimbing saya. Ketika itu saya sedang menunuggu giliran karena sebelumnya ada mahasiswa dari China sedang konsultasi. Ketika tiba giliran, saya masuk dan melihat ada kue khas China, mooncake, di atas meja.

Pembimbing saya mengatakan dia tidak akan makan sebelum tahu bahannya. Jadi informasi bahan-baha makanan dan minuman harus dijelaskan atau ditulis karena dia alergi terhadap beberapa bahan kue.

Saya mencoba menanyakan apakah boleh membawa makanan atau minuman ketika pembimbingan. Dia menyatakan bahwa mahasiswa China itu membawa makanan karena ingin mempekenalkan mooncake, sebagai makanan tradisional kampungnya. Dan dia pun menuliskan beberapa jenis bahan yang membuat dia alergi. Membaca itu, saya diam-diam menyimpan kembali kotak kue yang sudah saya siapkan.

Kebisaan memberi bingkisan bagi pembimbing, banyak yang pro dan kontra untuk praktek ini. Tapi pengalaman saya, memberikan barang kepada pembimbing sebagai oleh-oleh ketika baru pulang dari bepergian dan tidak harus mahal. Contohnya ketika saya menghadiri konferensi di Adelaide, saya bawakan hadiah coklat karena Adelaide terkenal dengan coklatnya.

Saat merampungkan penelitian di Sulawesi dan kembali pada saat musim gugur, saya membawa oleh-oleh syal khas Toraja, murah dan unik. Tujuannya, saya ingin memperkenal Toraja sebagai daerah wisata kepada pembimbing. Saya juga selalu memberikan cerita singkat tentang oleh-oleh tersebut.

Namun tidak semua hal bisa ditanyakan dalam pembimbingan. Ada hal yang pribadi dan sensitif seperti agama atau orientasi seksual. Saya paham bahwa di sini, agama adalah hal pribadi, sehingga tidak menyinggung atau pun memberikan ucapan selama terkait hari keagamaan.

Komunikasi dan hubungan yang baik dengan pembimbing menjadi bagian penting ketika belajar di luar negeri, termasuk di Australia. Perbedaan budaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News